Oleh :
Kelompok 7 (A-eks)
Irfandi
Wardana
Imelda veronica Gea
Grace
Perdana Hutabarat
JURUSAN
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2014
________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap
perusahaan pasti menginginkan laba yang besar dalam usaha produksinya.
Untuk mencapai hal tersebut, tentu pemahaman akan biaya produksi sangat
diperlukan, karena biaya produksi merupakan faktor penting yang perlu
diperhatikan ketika perusahaan hendak menghasilkan suatu produk.
Pemahaman tentang teori produksi
sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan itu perusahaan dapat
memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang memang diperlukan untuk menghasilkan
suatu barang.
Biaya
produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang
untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Menetapkan biaya produksi berdasarkan
pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena terkadang ada hal yang sulit
diidentifikasikan.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Memahami
hal-hal mengenai biaya produksi
2. Mengetahui
macam-macam konsep biaya yang berhubungan erat dengan produksi dan hubungannya
satu sama lain.
Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?
b) Apa saja teori-teori biaya produksi jangka
pendek?
c) Apa saja teori-teori biaya produksi jangka
panjang?
PEMBAHASAN
Biaya Produksi
Biaya
produksi dalam pengertian ekonomi ialah semua beban yang harus ditanggung untuk
menghasilkan suatu produk yang hendak dijual. Perusahaan harus membayar
semua faktor produksi yang hendak dibawa ke pasar. Pada prinsipnya,
terdapat tiga konsep biaya yang penting dan erat hubungannya dengan produksi,
yaitu: biaya total (total cost), biaya rata-rata (average total cost),
dan biaya marjinal (marginal cost).
Biaya
total adalah jumlah seluruh biaya yang diperlukan untuk sejumlah output
tertentu. Biaya total ini dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap total
dan biaya total variabel (Anonimous, 2014).
Biaya produksi adalah semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan
barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga
kerja, modal, dan keahlian pengusaha.
Semua faktor-faktor produksi yang
dipakai merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai
ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan untuk
memproduksi output tersebut sering
disebut biaya oportunis. Biaya
oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai
maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.
A. BIAYA
PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK
Didalam
menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu : (i) jangka
pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat
ditambah jumlahnya, dan (ii) jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana
semua faktor produksi mengalami perubahan. Dalam bagian ini akan dibuat
analisis mengenai biaya produksi dalam jangka pendek. Sedangkan biaya
produksi dalam jangka panjang akan diuraikan
dalam bagian pembahasan selanjutnya.
BERBAGAI PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI
JANGKA PENDEK
Tabel 10.1
menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian biaya produksi yang dikeluarkan
untuk menghasilkan suatu barang. Dalam membuat contoh yang terdapat dalam Tabel
10.1 tersebut dimisalkan tenaga kerja adalah faktor produksi yang berubah-ubah
jumlahnya, sedangkan faktor-faktor produksi lain jumlahnya tetap. Apabila
jumlah sesuatu faktor produksi yang digunakan selalu berubah-ubah, maka biaya
produksi yang dikeluarkan juga berubah-ubah nilainya. Dan apabila jumlah
sesuatu faktor produksi yang digunakan adalah tetap, maka biaya produksi yang
dikeluarkan untuk memeprolehnya adalah tetap nilainya. Dengan demikian
keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan
menjadi dua jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya
tetap.
Analisis
mengenai biaya produksi akan memperhatikan juga tentang (i) biaya produksi
rata-rata yang meliputi biaya produksi total rata-rata, biaya produksi
tetap rata-rata, dan biaya produksi berubah rata-rata, dan (ii) biaya
produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan
untuk menambah satu unit produksi. Berikut ini secara lebih terperinci
diterangkan arti dari berbagai jenis pengertian biaya produksi diatas, dan
selanjutnya dijelaskan pula cara menghitung nilainya.
TABEL 10.1
Biaya produksi dalam jangka pendek (Ribu Rupiuah)
Jumlah
Pekerja
|
Jumlah
Produksi
|
Biaya
Tetap total
|
Biaya
Berubah total
|
Biaya
Total
|
Biaya
Marjinal
|
Biaya tetap
Rata-rata
|
Biaya
Berubah
Rata-rata
|
Biaya total
Rata-rata
|
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
0
2
6
12
20
27
33
38
42
45
47
48
|
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
|
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
|
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
|
_
25
12,5
8,3
6,25
7,1
8,3
10,0
12,5
16,7
25
50
|
_
25
12,5
8,3
6,25
7,1
8,3
10,0
12,5
16,7
25
50
|
_
25
16,7
12,5
10
9,3
9,1
9,2
9,5
10
10,6
11,5
|
_
50
25
16,7
12,5
11,1
10,6
10,5
10,7
11,1
11,7
12,5
|
BIAYA
TOTAL DAN JENIS BIAYA-BIAYA TOTAL
Biaya
total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Konsep Biaya
Total dibedakan kepada tiga pengertian : Biaya Total (Total Costs), Biaya
Tetap Total (Total Fixed Costs), dan Biaya Berubah Total (Total
Variable Costs). Berikut ini diterangkan arti dari ketiga konsep tersebut.
Biaya Total (TC)
Keseluruhan
jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dinamakan biaya total. Kolom (5) dalam
Tabel 10.1 menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen pada berbagai
jumlah tenaga kerja yang digunakan. Biaya produksi total atau biaya total (Total
Costs) didapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC dari perkataan Total
Fixed Costs) dan biaya berubah total (TVC dari perkataan Total Variable
Costs). Dengan demikian, biaya total dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
TC
= TFC + TVC
|
|
2. Biaya
Tetap Total (TFC)
Keseluruhan
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak
dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya tetap total. Membeli mesin,
mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap
tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek. Dalam Tabel 10.1 besarnya
biaya tetap total, yang ditunjukkan dalam kolom (3) adalah Rp. 50.000,-
3.
Biaya Berubah Total (TVC)
Keseluruhan
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya dinamakan biaya berubah total. Dimisalkan bahwa faktor produksi
yang dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang
digunakan memperoleh pendapatan sebersar Rp. 50.000,-. Bahan-bahan mentah
merupakan variabel yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi.
Semakin tinggi produksi, semakin banyak bahan mentah yang diperlukan. Oleh
sebab itu perbelanjaan diatas bahan mentah semakin bertambah. Dalam
analisis biasanya biaya untuk memperoleh bahan mentah diabaikan. Oleh
sebab itu biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga
kerja yang digunakan. Berdasarkan kepada permisalan ini, biaya berubah total
ditunjukkan dalam kolom (4).
BIAYA
RATA-RATA DAN MARJINAL
Dalam
analisis mengenai biaya, konsep-konsep yang lebih diutamakan adalah biaya
rata-rata dan marjinal. Biaya rata-rata dapat dibedakan kepada tiga
pengertian : Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Costs), Biaya
Berubah Rata-rata (Average Variable Costs) dan Biaya Total
Rata-rata (Average Total Costs). Konsep biaya lain yang perlu
dipahami adalah Biaya Marjinal atau
Marginal Cost.
Definisi
dan arti setiap konsep tersebut dan contoh perhitungannya diterangkan dalam
uraian dibawah ini.
·
Biaya
Tetap Rata-rata (AFC)
Apabila
biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, nilai yanh diperoleh adalah biaya tetap
rata-rata. Denga demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata (AFC)
adalah :
AFC =
TFC/Q
·
Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
Apabila
biaya berubah total (TVC) untuk memperoduksi sejumlah barang (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah
rata-rata. Biaya berubah rata-rata dihitung dengan rumus :
AVC =
TVC/Q
·
Biaya
Total Rata-rata (AC)
Apabila
biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan
jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata.
Nilainya dihitung menggunakan rumus dibawah ini :
AC=AFC+AVC
·
Biaya
Marjinal (Marginal Cost)
Kenaikan
biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit
dinamakan biaya marjinal. Dengan demikian, berdasarkan pada
definisi ini, biaya marjinal dapat dicari dengan menggunakan rumus :
MC n=
∆TC/∆Q
Dimana :
MC= Biaya
marginal (marginal cost)
∆Q=
Perubahan kualitas barang dan jasa
Akan tetapi pada umumnya prtambahan satu
unit faktor produksi akan menambah beberapa unit produksi.
Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek
Gambar 10.1
Kurva
Biaya-Biaya Total
Dalam gambar diatas digambarkan 3 jenis kurva yang
termasuk dalam golongan kurva-kurva biaya total rata-rata, yaitu:
·
Kurva TFC yang menggambarkan biaya
tetap total
·
Kurva TVC yang menggambarakan
biaya berubah total
·
Kurva TC yang menggambarkan biaya
total
Pada permulaannya apabila jumlah factor berubah adalah
sedikit, produksi marjinal meningkat dan menyebabkan TVC berbentuk agak
landai (lihat bagian ab) tetapi, apabila produksi sudah semakin banyak,
produksi marjinal semakin berkurang dan menyebabkan kurva TVC semakin tegak
(lihat bagian bc).
Kurva
Biaya Rata-Rata
Kurva-kurva dalam gambar 10.2 dilukis berdasarkan kepada
angka-angka yang terdapat dalam table 10.1. Kurva biaya tetap rata-rata
berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk yang demikian
disebabkan karna ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi,
semakin kecil biaya tetap rata-rata.
Gambar 10.2
|
HUBUNGAN
KURVA MC DENGAN AVC DAN AC
Dalam menggambarkan kurva-kurva biaya rata-rata perlulah
disadari dan diingat bahwa kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik
terendah dari masing-masing kurva tersebut. Hal itu harus dibuat agar tidak
menyalahi hukum matematik.
Contoh yang berikut dapat memberikan penerangan mengapa sifat
perpotongan yang baru dijelaskan ini harus wujud. Misalkan pada waktu produksi
sebesar 10, nilai AVC adalah Rp 100. Dengan pemisalan ini maka TVC adalah 10 x
RP 100 = Rp 1000. Misalkan untuk menambah 1 unit produksi lagi biaya
marjinalnya adalah Rp 56. Dengan demikian TVC adalah Rp 1000 + Rp 56 = Rp 1056
dan oleh karenanya AVC adalah Rp 1056/11 = Rp 96. Sekarang kita isalkan pula
bahwa biaya marjinal adalah Rp 155. Maka sekarang TVC adalah Rp 1000 + Rp 155 =
Rp 1155, dan oleh sebab itu AVC adalah Rp 1155/11 = Rp 105. Contoh ini pada
hakikatnya menunjukan bahwa:
- Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun
(berarti kalau kurva MC di bawah kurva AVC maka kurva AVC sedang menurun).
- Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan
semakin besar (berarti kalau kurva MC di atas AVC maka kurva AVC sedang
menaik).
Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan
(2) maka kurva AVC dipotong oleh kurva MC di titik terendah dari kurva AVC.
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC
pada titik terendah kurva AC. Secara grafik hubungan di antara MC dengan AVC
dan AC adalah sperti yang ditunjukan dalam Gambar 1.01.
BIAYA
PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG SEHINGGA NAMPAK AC
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor
produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi
tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam
jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan
merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja
dapat menambah tenaga kerja tetapi jugamenambah jumlah mesin dan peralatan
produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (teutama dalam kegiatan pertanian)
dan luasnya bangunan/pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka
panjang terdapat bayak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.
CARA
MEMINIMUMKAN BIAYA DALAM JANGKA PANJANG
Karena dalam jangka panjang oerusahaan dapat memperluas
kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant
size) yang akan meminimumkan biaya produksinya. Dalam analisi ekonomi kapasitas
pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata (AC). Dengan demikian
analisi mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam
usahanya meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk
kapasitas yang berbeda-beda.
Contoh yang menggambarkan bagaimana analisi tersebut dibuat
ditunjukan dalam Gambar 1.02. Dimisalkan terdapat tiga kapasitas pabrik yang
dapat digunakan oleh pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukan oleh , Kapasitas 2
ditunjukan oleh AC2, dan Kapasitas 3 ditunjukan oleh AC3. Dalam contoh ini pada
hakikatnya pengusaha mempunyai tiga pilihan dalam menggunakan alat-alat
produksi : Kapasitas 1, Kapasitas 2 dan Kapasitas 3. Berturut-turut biaya
produksi yang akan dikeluarkan untuk menggunakan masing-masing kapasitas
tersebut adalah ditunjukan oleh AC1, AC2, AC3. Yang manakah kapasitas yang akan
dipilih produsen? Faktor apakah yang menentukan pilihan tersebut?
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan
adalah tingakt produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan tersebut ingin
mencapai produksi sebanyak 100 unit, adalah lebih baik untuk menggunakan
Kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang digunakan adalah Kapasitas 2, seperti
dapat dilihat dalam Gambar 1.02, biaya prduksi adalah lebih tinggi (lihat titik
B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling efisienm dan akan meminimumkan
biaya produksi, untuk produksi di bawah 130 unit. Untuk produksi di abtara 130
dan 240 unit, Kapasitas 2 adalah yang paling efisien, karena biaya produksi
adalah paling minimum dengan menggunakan kapasitas tersebut. Ini dapat dilihat
misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit. Seperti dapat dilihat dalam Gambar
1.02, AC1 berada di atas AC2, yang berarti dengan menggunakan Kapasitas 1 biaya
akan lebih tinggi daripada menggunakan Kapasita 2. Untuk produksi melebihi 240
unit, misalnya 275 unit, Kapasitas 3 adalah yang harus digunakan produsen.
Penggunaan ini akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa
peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada dua faktor berikut:
- Tingkat produksi yang ingin dicapai
- Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang
tersedia
KURVA
BIAYA TOTAL RATA-RATA JANGKA PANJANG
Uraian
yang baru saja dilakukan mengenai caranya seorang produsen menentukan kapasitas
produksi yang akan digunakannya akan memberikan petunjuk tentang bentuk kurva
biaya total rata-rata jangka panjang atau kurva LRAC (Long Run Average Cost).
Kurva LRAC dapat didefiniskan sebagai kurva yang menunjukan biaya rata-rata
yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat
mengubah kapasitas produksinya. Dalam Gambar 1.02 kurva LRAC meliputi kurva AC1
sampai di titik a, kurva AC2 dari titik a ke titik b, dan bagian dari AC3
dimulai dari titik b.
Kurva LRAC bukanlah dibentuk berdasarkan kepada bebearap
kurva AC saja, tetapi berdasarkan kepada kurva AC yang tidak terhingga
banyaknya. Yaitu ia tidak dibentuk oleh tiga kurva AC seperti yang ditunjukan
oleh Gambar 1.02, akan tetapu oleh kurva AC yang sangat banyak, yaitu seperti
yang terdapat dalam Gambar 1.03. Oleh karena kurva AC banyak jumlahnya maka
kurva LRAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung yang berbentuk U.
Kurva LRAC tersebut merupakan kurva yang menyinggung beberapa kurva AC jangka
pendek. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang paling
optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapau pengusaha di
dalam jangka panjang.
Satu hal yang harus diingat dalam menggambarkan kurva LRAC
adalah bahwa kurva itu tidak menyinggung kurva-kurva AC pada bagian (di titik)
yang terendah dari kurva AC. Dalam Gambar 1.03 hanya kurva ACx yang disinggung
oleh kurva LRAC pada bagian kurva ACx yang paling rendah, yaitu titik B. Kurva
AC yang terketak di sebelah kiri dari ACx disinggung oleh kurva LRAC di bagian
yang lebih tinggi dan di sebelah kiri dari titik terendah. Perhatikanlah
misalnya kurva AC2. Jelas kelihatan bahwa titik A bukanlah titik terendah pada
kurva AC2. Titik tersebut terletak di sebelah kiri dari titik terendah AC2.
Kurba AC yang terletak di sebelah kanan dari kurva ACx disinggung oleh kurva
LRAC juga di bagian yang terletak lebih tinggi dari minimum pada AC yang
bersangkutan, dan titik singgung tersebut terletak di sebelah kanan dari titik
yang terendah. Titik C pada kurva AC3 jelas menggambarkan keadaan tersebut.
Di dalam jangka panjang titik terendah dari suatu AC tidak
menggambarkan biaya yang paling minimum untuk memproduksi suatu tingkat
produksi. Terdapat kapasitas produksi lain (AC lain) yang dapat meminimumkan
biaya. Sebagai buktinya perhatikanlah AC1 dan AC2. Titik A1 adalah titik
terendah pada AC1. Dengan demikian dalam jangka pendek, produksi sebesar QA
dapat diproduksikan dengan biaya yan lebih rendah dari titik mana pun pada AC1.
Tetapi dalam jangka panjang biaya itu belum merupakan biaya yang paling minimum,
karena apabila kapasitas produksi yang berikut digunakan (AC2), produksi
sebesat QA akan mengeluarkan biaya sebanyak seperti ditunjukan oleh titik A
pada AC2. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC, walaupun tidak
menghubungkan setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya minimum
perusahaan dalam jangka panjang.
SKALA
EKONOMI DAN TIDAK EKONOMI
1.
Skala Ekonomi
Skala kegiatan produksi jangka
panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi apabila pertambahan produksi
menyebabkan biaya produksi rata – rata menjadi semakin rendah. Produksi yang
semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan
pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan produksi bertambah efisien. Pada
kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva yang semakin menurun
apabila produksi bertambah.
Beberapa faktor penting yang
menimbulkan skala ekonomi adalah :
- Spesialisasi
Faktor – Faktor Produksi
- Pengurangan
Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain
- Memungkinkan
Produk Sampingan (by – Products) Diproduksi
- Mendorong
Perkembangan Usaha Lain
- Penggunaan
intensif personil dengan keahlian tinggi yang lebih banyak dan penggunaan
modal yang lebih banyak (misalnya dengan jadwal shift)
Skala tidak ekonomi terjadi ketika
ukuran perusahaan berlebihan. Perusahaan memang bisa meningkatkan
ukurannya untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomis, tetapi keuntungan
menghilang ketika perusahaan mencapai ukuran tertentu. Skala tidak
ekonomi termasuk jangka panjang dan secara jelas harus dibedakan dari
pendapatan yang semakin berkurang yang timbul dalam jangka pendek.
Seringkali diperdebatkan bahwa skala tidak ekonomi adalah jarang - sesungguhnya
jika – diamati dalam industri karena perusahaan akan kembali memotong ukuran
mereka.
Beberapa kemungkinan penyebab skala
tidak ekonomi adalah :
- Kesukaran
pengendalian dan pengawasan
- Pembuatan
keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran administrasi
- Kekurangan motivasi karyawan
Kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala
ekonomi yang sangat menguntungkan tetapi pada tingkat produksi yag rendah skala
tidak ekonomis cepat terwujud. Biasanya
terjadi pada industri dengan banyak perusahaan tetapi skala usahanya kecil –
kecil.
Pada awalnya skala ekonomis sangat menguntungkan tetapi
tidak berlangsung lama akan tetapi diikuti oleh LRAC yang datar (skala tidak
ekonomis belum berlaku ). Setelah tingkat produksinya sangat tinggi barulah
skala tidak ekonomis berlaku . Biasanya dalam industri itu terdiri beberapa
perusahaan besar dan perusahaan kecil.
1.
Monopoli
alamiah yaitu perusahaan yang menyediakan barang atau jasa pada seluruh pasar
yang membutuhkannya dengan biaya yang lebih rendah dari pada dua atau tiga
perusahaan sekaligus. Contonya dalam kasus monopoli alamiah yang dilakukan
pertamina dalam pasar penjualan gas elpiji, pertamina melakukan monopoli
alamiah karna tidak ada pelaku usaha lain yang mau masuk ke pasar yang
menjadi kompetitornya karena di nilai investasi awal untuk bisnis tersebut
sangatlah tinggi.
Untuk
memproduksi 10 unit produk diperlukan 15 jam kerja, sedangkan untuk memproduksi
25 unit diperlukan 30 jam kerja. Adanya skala ekonomis dilihat dari kenyataan
bahwa dengan melipatduakan input tenaga kerja dari 15 menjadi 30 jam kerja
menyebabkan output industri tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni
dari 10 menjadi 25 unit. Dalam kenyataannya, dengan pelipatan input, output
dapat meningkat dengan kelipatan 2,5
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat
diperoleh dari makalah ini antara lain adalah:
1. Biaya
Produksi merupakan semua beban yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk dapat
menghasilkan suatu barang / produksi.
2. Pada
prinsipnya terdapat tiga konsep biaya yang penting dan erat hubungannya dengan
produksi yaitu: biaya total, biaya rata-rata, dan biaya marjinal.
3. Biaya
total merupakan penjumlahan dari biaya variabel dan biaya tetap.
4. kurva
biaya marginal senantiasa memotong kurva biaya rata-rata dari bawah dan tepat
melalui titiknya yang terendah.
DAFTAR PUSTAKA
Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar
Teori Ekonomi. Surabaya: PT Rajagrafindo Persada.
monkeyrie.blogspot.com/2012/12/teori-biaya-produksi.html