WELCOME TO MY BLOG http://imeldadiary.blogspot.com/ SECURE READ DON'T FORGET TO LEAVE FEEDBACK IMELDA HANAZONO IMELDA VERONICA GEA

LAGU

Rabu, 22 Oktober 2014

mikro



Oleh :
 Kelompok 7 (A-eks)

Irfandi Wardana
Imelda veronica Gea
Grace Perdana Hutabarat
                                               




JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
________________________________________________________________________
 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap perusahaan pasti menginginkan laba yang besar dalam usaha produksinya.  Untuk mencapai hal tersebut, tentu pemahaman akan biaya produksi sangat diperlukan, karena biaya produksi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan ketika perusahaan hendak menghasilkan suatu produk.
Pemahaman tentang teori produksi sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan itu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang memang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang.
Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.  Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena terkadang ada hal yang sulit diidentifikasikan.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Memahami hal-hal mengenai biaya produksi

2.      Mengetahui macam-macam konsep biaya yang berhubungan erat dengan produksi dan hubungannya satu sama lain.

 Rumusan Masalah
a)      Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?

b)      Apa saja teori-teori biaya produksi jangka pendek?

c)      Apa saja teori-teori biaya produksi jangka panjang?






PEMBAHASAN

   Biaya Produksi
Biaya produksi dalam pengertian ekonomi ialah semua beban yang harus ditanggung untuk menghasilkan suatu produk yang hendak dijual.  Perusahaan harus membayar semua faktor produksi yang hendak dibawa ke pasar.  Pada prinsipnya, terdapat tiga konsep biaya yang penting dan erat hubungannya dengan produksi, yaitu: biaya total (total cost), biaya rata-rata (average total cost), dan biaya marjinal (marginal cost).  
Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang diperlukan untuk sejumlah output tertentu.  Biaya total ini dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap total dan biaya total variabel  (Anonimous, 2014).
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.  Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha.
Semua faktor-faktor produksi yang dipakai merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering
disebut biaya oportunis.  Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.

A.     BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK
Didalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu : (i) jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya, dan (ii) jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi mengalami perubahan. Dalam bagian ini akan dibuat analisis mengenai biaya produksi dalam jangka pendek. Sedangkan biaya
 produksi dalam jangka panjang akan diuraikan dalam bagian pembahasan selanjutnya.
BERBAGAI PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK
Tabel 10.1 menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang. Dalam membuat contoh yang terdapat dalam Tabel 10.1 tersebut dimisalkan tenaga kerja adalah faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya, sedangkan faktor-faktor produksi lain jumlahnya tetap. Apabila jumlah sesuatu faktor produksi yang digunakan selalu berubah-ubah, maka biaya produksi yang dikeluarkan juga berubah-ubah nilainya. Dan apabila jumlah sesuatu faktor produksi yang digunakan adalah tetap, maka biaya produksi yang dikeluarkan untuk memeprolehnya adalah tetap nilainya. Dengan demikian keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan menjadi dua jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya tetap.
Analisis mengenai biaya produksi akan memperhatikan juga tentang (i) biaya produksi rata-rata yang meliputi biaya produksi total rata-rata, biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya produksi berubah rata-rata, dan (ii) biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi. Berikut ini secara lebih terperinci diterangkan arti dari berbagai jenis pengertian biaya produksi diatas, dan selanjutnya dijelaskan pula cara menghitung nilainya.

TABEL 10.1
Biaya produksi dalam jangka pendek (Ribu Rupiuah)

Jumlah
Pekerja


Jumlah
Produksi


Biaya
Tetap total


Biaya
Berubah total


Biaya
Total


Biaya
Marjinal


Biaya tetap
Rata-rata


Biaya
Berubah
Rata-rata

Biaya total
Rata-rata



0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

0
2
6
12
20
27
33
38
42
45
47
48



50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50


0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550

50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600



_
25
12,5
8,3
6,25
7,1
8,3
10,0
12,5
16,7
25
50

_
25
12,5
8,3
6,25
7,1
8,3
10,0
12,5
16,7
25
50

_
25
16,7
12,5
10
9,3
9,1
9,2
9,5
10
10,6
11,5

_
50
25
16,7
12,5
11,1
10,6
10,5
10,7
11,1
11,7
12,5

BIAYA TOTAL DAN JENIS BIAYA-BIAYA TOTAL
Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Konsep Biaya Total dibedakan kepada tiga pengertian : Biaya Total (Total Costs), Biaya Tetap Total (Total Fixed Costs), dan Biaya Berubah Total (Total Variable Costs). Berikut ini diterangkan arti dari ketiga konsep tersebut.

     Biaya Total (TC)
Keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dinamakan biaya total. Kolom (5) dalam Tabel 10.1 menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen pada berbagai jumlah tenaga kerja yang digunakan. Biaya produksi total atau biaya total (Total Costs) didapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC dari perkataan Total Fixed Costs) dan biaya berubah total (TVC dari perkataan Total Variable Costs). Dengan demikian, biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
TC = TFC + TVC
2.      Biaya Tetap Total (TFC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya tetap total. Membeli  mesin, mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek. Dalam Tabel 10.1 besarnya biaya tetap total, yang ditunjukkan dalam kolom (3) adalah Rp. 50.000,-
3.      Biaya Berubah Total (TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya berubah total. Dimisalkan bahwa faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakan memperoleh pendapatan sebersar Rp. 50.000,-. Bahan-bahan mentah merupakan variabel yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi. Semakin tinggi produksi, semakin banyak bahan mentah yang diperlukan. Oleh sebab itu perbelanjaan diatas bahan mentah semakin bertambah. Dalam analisis biasanya biaya untuk memperoleh bahan mentah diabaikan. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan. Berdasarkan kepada permisalan ini, biaya berubah total ditunjukkan dalam kolom (4).
BIAYA RATA-RATA DAN MARJINAL
Dalam analisis mengenai biaya, konsep-konsep yang lebih diutamakan adalah biaya rata-rata dan marjinal. Biaya rata-rata dapat dibedakan kepada tiga pengertian : Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Costs), Biaya Berubah Rata-rata (Average Variable Costs) dan Biaya Total Rata-rata (Average Total Costs). Konsep biaya lain yang perlu dipahami adalah  Biaya Marjinal atau Marginal Cost.
Definisi dan arti setiap konsep tersebut dan contoh perhitungannya diterangkan dalam uraian dibawah ini.
·         Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yanh diperoleh adalah biaya tetap rata-rata. Denga demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata (AFC) adalah :
AFC = TFC/Q
·          Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memperoduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata. Biaya berubah rata-rata dihitung dengan rumus :
AVC = TVC/Q 
·         Biaya Total Rata-rata (AC)
Apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata. Nilainya dihitung menggunakan rumus dibawah ini :
AC=AFC+AVC
·         Biaya Marjinal (Marginal Cost)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit dinamakan biaya marjinal. Dengan demikian, berdasarkan pada definisi ini, biaya marjinal dapat dicari dengan menggunakan rumus :
MC n= ∆TC/∆Q
Dimana :
MC= Biaya marginal (marginal cost)
∆TC= Perubahan biaya total (total cost)
∆Q= Perubahan kualitas barang dan jasa
 Akan tetapi pada umumnya prtambahan satu unit faktor produksi akan menambah beberapa unit produksi.

Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek
Gambar 10.1
Kurva Biaya-Biaya Total
Dalam gambar diatas digambarkan 3 jenis kurva yang termasuk dalam golongan kurva-kurva biaya total rata-rata, yaitu:
·         Kurva TFC yang menggambarkan biaya tetap total
·         Kurva TVC yang menggambarakan biaya berubah total
·         Kurva TC yang menggambarkan biaya total
Pada permulaannya apabila jumlah factor berubah adalah sedikit, produksi marjinal meningkat dan menyebabkan TVC berbentuk agak landai (lihat bagian ab) tetapi, apabila produksi sudah semakin banyak, produksi marjinal semakin berkurang dan menyebabkan kurva TVC semakin tegak (lihat bagian bc).
Kurva Biaya Rata-Rata
Kurva-kurva dalam gambar 10.2 dilukis berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam table 10.1. Kurva biaya tetap rata-rata berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk yang demikian disebabkan karna ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi, semakin kecil biaya tetap rata-rata.
 
Gambar 10.2
HUBUNGAN KURVA MC DENGAN AVC DAN AC
Dalam menggambarkan kurva-kurva biaya rata-rata perlulah disadari dan diingat bahwa kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing-masing kurva tersebut. Hal itu harus dibuat agar tidak menyalahi hukum matematik.
Contoh yang berikut dapat memberikan penerangan mengapa sifat perpotongan yang baru dijelaskan ini harus wujud. Misalkan pada waktu produksi sebesar 10, nilai AVC adalah Rp 100. Dengan pemisalan ini maka TVC adalah 10 x RP 100 = Rp 1000. Misalkan untuk menambah 1 unit produksi lagi biaya marjinalnya adalah Rp 56. Dengan demikian TVC adalah Rp 1000 + Rp 56 = Rp 1056 dan oleh karenanya AVC adalah Rp 1056/11 = Rp 96. Sekarang kita isalkan pula bahwa biaya marjinal adalah Rp 155. Maka sekarang TVC adalah Rp 1000 + Rp 155 = Rp 1155, dan oleh sebab itu AVC adalah Rp 1155/11 = Rp 105. Contoh ini pada hakikatnya menunjukan bahwa:
  • Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC di bawah kurva AVC maka kurva AVC sedang menurun).
  • Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva MC di atas AVC maka kurva AVC sedang menaik).
Sebagai akibat  keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC dipotong oleh kurva MC di titik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah kurva AC. Secara grafik hubungan di antara MC dengan AVC dan AC adalah sperti yang ditunjukan dalam Gambar 1.01.
BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG SEHINGGA NAMPAK AC
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja tetapi jugamenambah jumlah mesin dan peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (teutama dalam kegiatan pertanian) dan luasnya bangunan/pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat bayak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.
CARA MEMINIMUMKAN BIAYA DALAM JANGKA PANJANG
Karena dalam jangka panjang oerusahaan dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant size) yang akan meminimumkan biaya produksinya. Dalam analisi ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata (AC). Dengan demikian analisi mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usahanya meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Contoh yang menggambarkan bagaimana analisi tersebut dibuat ditunjukan dalam Gambar 1.02. Dimisalkan terdapat tiga kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukan oleh , Kapasitas 2 ditunjukan oleh AC2, dan Kapasitas 3 ditunjukan oleh AC3. Dalam contoh ini pada hakikatnya pengusaha mempunyai tiga pilihan dalam menggunakan alat-alat produksi : Kapasitas 1, Kapasitas 2 dan Kapasitas 3. Berturut-turut biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk menggunakan masing-masing kapasitas tersebut adalah ditunjukan oleh AC1, AC2, AC3. Yang manakah kapasitas yang akan dipilih produsen? Faktor apakah yang menentukan pilihan tersebut?
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingakt produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan tersebut ingin mencapai produksi sebanyak 100 unit, adalah lebih baik untuk menggunakan Kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang digunakan adalah Kapasitas 2, seperti dapat dilihat dalam Gambar 1.02, biaya prduksi adalah lebih tinggi (lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling efisienm dan akan meminimumkan biaya produksi, untuk produksi di bawah 130 unit. Untuk produksi di abtara 130 dan 240 unit, Kapasitas 2 adalah yang paling efisien, karena biaya produksi adalah paling minimum dengan menggunakan kapasitas tersebut. Ini dapat dilihat misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit. Seperti dapat dilihat dalam Gambar 1.02, AC1 berada di atas AC2, yang berarti dengan menggunakan Kapasitas 1 biaya akan lebih tinggi daripada menggunakan Kapasita 2. Untuk produksi melebihi 240 unit, misalnya 275 unit, Kapasitas 3 adalah yang harus digunakan produsen. Penggunaan ini akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada dua faktor berikut:
  • Tingkat produksi yang ingin dicapai
  • Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
KURVA BIAYA TOTAL RATA-RATA JANGKA PANJANG
Uraian yang baru saja dilakukan mengenai caranya seorang produsen menentukan kapasitas produksi yang akan digunakannya akan memberikan petunjuk tentang bentuk kurva biaya total rata-rata jangka panjang atau kurva LRAC (Long Run Average Cost). Kurva LRAC dapat didefiniskan sebagai kurva yang menunjukan biaya rata-rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat mengubah kapasitas produksinya. Dalam Gambar 1.02 kurva LRAC meliputi kurva AC1 sampai di titik a, kurva AC2 dari titik a ke titik b, dan bagian dari AC3 dimulai dari titik b.
Kurva LRAC bukanlah dibentuk berdasarkan kepada bebearap kurva AC saja, tetapi berdasarkan kepada kurva AC yang tidak terhingga banyaknya. Yaitu ia tidak dibentuk oleh tiga kurva AC seperti yang ditunjukan oleh Gambar 1.02, akan tetapu oleh kurva AC yang sangat banyak, yaitu seperti yang terdapat dalam Gambar 1.03. Oleh karena kurva AC banyak jumlahnya maka kurva LRAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung yang berbentuk U. Kurva LRAC tersebut merupakan kurva yang menyinggung beberapa kurva AC jangka pendek. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapau pengusaha di dalam jangka panjang.
Satu hal yang harus diingat dalam menggambarkan kurva LRAC adalah bahwa kurva itu tidak menyinggung kurva-kurva AC pada bagian (di titik) yang terendah dari kurva AC. Dalam Gambar 1.03 hanya kurva ACx yang disinggung oleh kurva LRAC pada bagian kurva ACx yang paling rendah, yaitu titik B. Kurva AC yang terketak di sebelah kiri dari ACx disinggung oleh kurva LRAC di bagian yang lebih tinggi dan di sebelah kiri dari titik terendah. Perhatikanlah misalnya kurva AC2. Jelas kelihatan bahwa titik A bukanlah titik terendah pada kurva AC2. Titik tersebut terletak di sebelah kiri dari titik terendah AC2. Kurba AC yang terletak di sebelah kanan dari kurva ACx disinggung oleh kurva LRAC juga di bagian yang terletak lebih tinggi dari minimum pada AC yang bersangkutan, dan titik singgung tersebut terletak di sebelah kanan dari titik yang terendah. Titik C pada kurva AC3 jelas menggambarkan keadaan tersebut.
Di dalam jangka panjang titik terendah dari suatu AC tidak menggambarkan biaya yang paling minimum untuk memproduksi suatu tingkat produksi. Terdapat kapasitas produksi lain (AC lain) yang dapat meminimumkan biaya. Sebagai buktinya perhatikanlah AC1 dan AC2. Titik A1 adalah titik terendah pada AC1. Dengan demikian dalam jangka pendek, produksi sebesar QA dapat diproduksikan dengan biaya yan lebih rendah dari titik mana pun pada AC1. Tetapi dalam jangka panjang biaya itu belum merupakan biaya yang paling minimum, karena apabila kapasitas produksi yang berikut digunakan (AC2), produksi sebesat QA akan mengeluarkan biaya sebanyak seperti ditunjukan oleh titik A pada AC2. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC, walaupun tidak menghubungkan setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam jangka panjang.

SKALA EKONOMI DAN TIDAK EKONOMI

1.      Skala Ekonomi
Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata – rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan produksi bertambah efisien. Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva yang semakin menurun apabila produksi bertambah.
Beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi adalah :
    • Spesialisasi Faktor – Faktor Produksi
    • Pengurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain
    • Memungkinkan Produk Sampingan (by – Products) Diproduksi
    • Mendorong Perkembangan Usaha Lain
    • Penggunaan intensif personil dengan keahlian tinggi yang lebih banyak dan penggunaan modal yang lebih banyak (misalnya dengan jadwal shift)
2.      Skala Tidak Ekonomi
Skala tidak ekonomi terjadi ketika ukuran perusahaan berlebihan.  Perusahaan memang bisa meningkatkan ukurannya untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomis, tetapi keuntungan menghilang ketika perusahaan mencapai ukuran tertentu.  Skala tidak ekonomi termasuk jangka panjang dan secara jelas harus dibedakan dari pendapatan yang semakin berkurang yang timbul dalam jangka pendek.  Seringkali diperdebatkan bahwa skala tidak ekonomi adalah jarang - sesungguhnya jika – diamati dalam industri karena perusahaan akan kembali memotong ukuran mereka.
Beberapa kemungkinan penyebab skala tidak ekonomi adalah :
    • Kesukaran pengendalian dan pengawasan 
    • Pembuatan keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran administrasi
    •  Kekurangan motivasi karyawan

Kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala ekonomi yang sangat menguntungkan tetapi pada tingkat produksi yag rendah skala tidak ekonomis cepat  terwujud. Biasanya terjadi pada industri dengan banyak perusahaan tetapi skala usahanya kecil – kecil.
Pada awalnya skala ekonomis sangat menguntungkan tetapi tidak berlangsung lama akan tetapi diikuti oleh LRAC yang datar (skala tidak ekonomis belum berlaku ). Setelah tingkat produksinya sangat tinggi barulah skala tidak ekonomis berlaku . Biasanya dalam industri itu terdiri beberapa perusahaan besar dan perusahaan kecil.

Contoh :
1.      Monopoli alamiah yaitu perusahaan yang menyediakan barang atau jasa pada seluruh pasar yang membutuhkannya dengan biaya yang lebih rendah dari pada dua atau tiga perusahaan sekaligus. Contonya dalam kasus monopoli alamiah yang dilakukan pertamina dalam pasar penjualan gas elpiji, pertamina melakukan monopoli alamiah karna tidak ada pelaku  usaha lain yang mau masuk ke pasar yang menjadi kompetitornya karena di nilai investasi awal untuk bisnis tersebut sangatlah tinggi.
Untuk memproduksi 10 unit produk diperlukan 15 jam kerja, sedangkan untuk memproduksi 25 unit diperlukan 30 jam kerja. Adanya skala ekonomis dilihat dari kenyataan bahwa dengan melipatduakan input tenaga kerja dari 15 menjadi 30 jam kerja menyebabkan output industri tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dari 10 menjadi 25 unit. Dalam kenyataannya, dengan pelipatan input, output dapat meningkat dengan kelipatan 2,5






KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini antara lain adalah:
1.      Biaya Produksi merupakan semua beban yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk dapat menghasilkan suatu barang / produksi.
2.      Pada prinsipnya terdapat tiga konsep biaya yang penting dan erat hubungannya dengan produksi yaitu: biaya total, biaya rata-rata, dan biaya marjinal.
3.      Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya variabel dan biaya tetap.
4.      kurva biaya marginal senantiasa memotong kurva biaya rata-rata dari bawah dan tepat melalui titiknya yang terendah.




DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Surabaya: PT Rajagrafindo Persada.


monkeyrie.blogspot.com/2012/12/teori-biaya-produksi.html